Published: 01 September 2023
Sejarah film adalah perjalanan panjang dan rumit yang dimulai pada akhir abad ke-19. Sejak film pertama kali diciptakan pada periode akhir tahun 1800-an, jenis seni ini telah mengalami perkembangan dan transformasi yang sangat signifikan. Film telah menjadi elemen integral dalam budaya kita, mengambil peran utama dalam cara kita berkomunikasi, berhibur, dan merenungkan dunia di sekitar kita. Dari masa awal film bisu hingga film-film blockbuster kontemporer, perjalanan ini sangat mengesankan.
Perjalanan sejarah film dimulai dengan penemuan kinetoskop oleh Thomas Edison pada tahun 1891. Alat ini memungkinkan gambar bergerak pertama kali ditampilkan melalui pergerakan gulungan film di depan mata penonton. Kemudian, para pionir seperti Lumière bersaudara dari Prancis membawa sinematografi ke dalam dunia dengan penayangan film pertama mereka pada tahun 1895.
Selama era film bisu, karya-karya seperti ‘The Great Train Robbery’ (1903) dan ‘The Birth of a Nation’ (1915) menjadi dasar bagi perkembangan sinema. Munculnya film bersuara, atau ‘talkies,’ pada tahun 1920-an membawa revolusi besar dalam industri film. Film seperti ‘The Jazz Singer’ (1927) mengubah cara kita memahami dan mengalami film.
Periode emas Hollywood, yang dimulai pada tahun 1920-an hingga tahun 1960-an, melahirkan bintang-bintang besar dan karya-karya ikonik seperti ‘Gone with the Wind’ (1939) dan ‘Casablanca’ (1942). Era ini juga menyaksikan perkembangan teknologi seperti teknik warna dan efek khusus.
Selama tahun 1960-an dan 1970-an, industri film mengalami perubahan besar dengan munculnya sineas independen dan gerakan sinema baru. Film seperti ‘Easy Rider’ (1969) dan ‘Star Wars’ (1977) memberikan warna baru pada tampilan dan isi sinema.
Era kontemporer film diwarnai oleh film blockbuster seperti Jurassic Park’ (1993) dan ‘The Lord of the Rings’ (2001-2003). Teknologi CGI (Computer-Generated Imagery) telah membuka pintu bagi pengembangan efek visual yang luar biasa.
Selain itu, perubahan dalam distribusi film telah mengubah cara kita menonton film, dengan layanan streaming yang semakin mendominasi pasar.
Sejarah film mencerminkan perjalanan budaya kita, dari penemuan teknologi awal hingga perkembangan kompleksnya industri film saat ini. Film telah menjadi bentuk seni yang kuat dan sarana pengungkapan yang mendalam, yang terus berkembang dan mengikuti perkembangan zaman. Dengan pengaruhnya yang kuat terhadap budaya kita, film terus menjadi bagian integral dalam cara kita menyampaikan cerita, memahami dunia, dan merayakan kreativitas manusia.
Sejarah film memang dimulai dengan film-film pendek yang sederhana pada awalnya, sering kali hanya menampilkan peristiwa sehari-hari atau percobaan teknis. Film-film ini biasanya memiliki durasi yang sangat singkat dan cerita yang sederhana. Pada awalnya, teknologi pembuatan film digunakan untuk mengeksplorasi kemungkinan baru dalam merekam dan menampilkan gambar bergerak, dan film-film seperti ini sering dijadikan tontonan sebagai contoh teknologi yang inovatif.
Salah satu contoh terkenal adalah film ‘L'Arrivée d'un Train en Gare de La Ciotat’ yang dibuat oleh Lumière bersaudara pada tahun 1895. Film ini dianggap sebagai film pertama yang ditayangkan di depan umum dan terkenal karena adegan kereta yang datang ke stasiun, yang diyakini membuat penonton pada waktu itu terkejut dan merasa seakan-akan kereta itu benar-benar datang ke arah mereka.
Namun, seiring berkembangnya teknologi dan eksperimen dalam sinematografi, film-film menjadi lebih panjang dan lebih kompleks. Perkembangan teknologi suara membawa kemunculan film bersuara, atau ‘talkies,’ yang membuka pintu bagi dimensi baru dalam ekspresi film. Contoh film terkenal dalam era ini adalah ‘The Jazz Singer’ pada tahun 1927.
Pada tahun 1930-an dan 1940-an, sistem studio Hollywood berkembang, menghasilkan beberapa film paling terkenal dalam sejarah sinema. Film-film ini sering kali melibatkan biaya yang lebih besar, set yang lebih rumit, dan kostum yang lebih mendetail. Genre seperti musikal, film barat, dan komedi absurd muncul selama periode ini, menciptakan beragam tontonan yang menghibur dan mendalam.
Sejarah film mencerminkan perkembangan teknologi, kreativitas manusia, dan evolusi selera masyarakat. Dari film-film pendek sederhana hingga produksi besar Hollywood, perjalanan ini memunculkan beragam karya yang menginspirasi, menghibur, dan mendidik penonton di seluruh dunia.
Kebangkitan pembuat film independen pada tahun 1950-an dan 60-an adalah salah satu babak penting dalam sejarah sinema. Selama periode ini, French New Wave muncul sebagai gerakan penting yang mengguncang konvensi pembuatan film tradisional. Para sineas French New Wave, seperti François Truffaut dan Jean-Luc Godard, mengeksplorasi teknik yang lebih eksperimental dan seringkali bekerja dengan anggaran yang lebih kecil dibandingkan dengan produksi studio besar. Mereka menghadirkan perubahan besar dalam cara cerita diceritakan dan bagaimana film diarahkan, menciptakan karya-karya yang dianggap sebagai klasik dalam dunia sinema.
Selanjutnya, tahun 1970-an dan 1980-an menyaksikan lonjakan film-film blockbuster. Produksi besar seperti ‘Star Wars’ dan ‘ET’ menjadi salah satu film terlaris sepanjang masa dan mengubah lanskap industri film. Era ini dikenal dengan penggunaan teknologi dan efek khusus yang inovatif. Di samping itu, perkembangan pasar video rumahan, yang memungkinkan penonton menikmati film di rumah mereka sendiri, telah mengubah cara kita menikmati film.
Tahun 1990-an dan 2000-an menyaksikan dua tren penting dalam sinema. Pertama, terjadi kemajuan dalam teknologi produksi film digital. Kemunculan kamera digital dan penggunaan citra yang dihasilkan komputer telah membuka pintu bagi lebih banyak orang untuk membuat film dengan budget yang lebih terjangkau. Ini memungkinkan para pembuat film independen untuk menghasilkan karya-karya yang inovatif dengan anggaran yang lebih kecil.
Kedua, kebangkitan pembuatan film independen. Sineas independen kembali menjadi sorotan, dengan fokus pada eksperimen dan narasi yang berbeda. Film-film independen seperti ‘Pulp Fiction’ karya Quentin Tarantino dan ‘The Blair Witch Project’ mengguncang industri dengan pendekatan yang segar dan gaya berbeda dalam bercerita.
Sejarah sinema adalah refleksi dari perkembangan teknologi, budaya, dan kreativitas manusia. Dari gerakan French New Wave hingga film blockbuster, film terus berkembang dan menghadirkan pengalaman yang beragam bagi penonton di seluruh dunia.
Film adalah bagian tak terpisahkan dari budaya kontemporer kita. Mereka hadir dalam berbagai bentuk, dari tayangan di bioskop hingga siaran televisi, serta layanan streaming online. Seiring berjalannya waktu, film terus berkembang dan berubah, menyesuaikan diri dengan teknologi terbaru dan selera penonton. Namun, pesona dan daya tarik film sebagai bentuk seni tetap tidak berubah.
Film bukan hanya sekadar hiburan, meskipun hiburan adalah salah satu peran utamanya. Mereka memiliki kemampuan untuk mengajarkan, menginspirasi, dan mempengaruhi cara kita memahami dunia. Di dalamnya terdapat cerita-cerita yang dapat menciptakan empati, mengeksplorasi beragam sudut pandang, dan membawa kita ke tempat-tempat di luar imajinasi kita. Film adalah cermin bagi masyarakat kita, mencerminkan nilai-nilai, norma, dan tantangan yang dihadapi oleh generasi saat ini.
Film juga mampu menantang kepercayaan kita. Mereka dapat memunculkan perdebatan, memicu diskusi, dan mendorong kita untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Terkadang, film bisa menjadi sumber inspirasi, memotivasi kita untuk melakukan perubahan, atau bahkan menggugah kesadaran kita tentang isu-isu sosial yang relevan.
Sebagai bentuk seni, film memiliki kemampuan untuk menggabungkan elemen-elemen seperti gambar, suara, musik, dan narasi menjadi satu kesatuan yang kuat. Ini menciptakan pengalaman audiovisual yang memukau dan mendalam bagi penonton. Dengan adanya teknologi yang terus berkembang, film masa depan kemungkinan akan menghadirkan pengalaman yang lebih mendalam dan interaktif.
Dalam konteks budaya kita yang terus berubah, film terus menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan cerita, menginspirasi, mengedukasi, dan merayakan kreativitas manusia. Dalam setiap tontonan, kita dapat menemukan keajaiban dan keindahan yang menjadikan film sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita terhadap realitas yang beragam. Mereka juga dapat digunakan sebagai alat untuk mencerminkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan masa depan yang diharapkan.
Film tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dapat mengajarkan. Mereka memiliki kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang berbagai topik, termasuk sejarah dunia, ilmu pengetahuan, seni, dan budaya. Film dokumenter, misalnya, dapat menjadi sumber informasi bermanfaat. Selain itu, film-film fiksi sering kali realistis dan memberikan perspektif yang mendalam tentang psikologi manusia, hubungan antar manusia, dan masalah yang dihadapi masyarakat.
Film juga dapat digunakan untuk menantang keyakinan kita dan memberikan perspektif baru pada dunia. Film memiliki kekuatan untuk memicu diskusi dan refleksi tentang masalah kontroversial atau sosial. Dengan kata lain, mereka memiliki kemampuan untuk mengubah perasaan, pikiran, dan tindakan.
Film akan tetap relevan dan menjadi salah satu bentuk seni dan hiburan yang paling penting di era digital dan teknologi yang terus berkembang. Masa depan film mungkin menawarkan pengalaman yang lebih mendalam dan interaktif bagi penonton dengan inovasi dalam teknik produksi, distribusi, dan efek visual. Sebagai bentuk seni dan media, film akan terus menjadi cermin budaya kita dan pemain kunci dalam perkembangan budaya global.
Film dapat memengaruhi budaya kita dan pendapat kita. Mereka dapat digunakan untuk mempelajari hal-hal kontroversial seperti rasisme, seksisme, dan kemiskinan, atau mereka dapat digunakan untuk mempelajari hal-hal yang lebih ringan, seperti komedi dan romansa.
Film juga dapat digunakan untuk mengeksplorasi berbagai budaya dan memberikan perspektif baru; menjelajahi berbagai periode waktu dan menunjukkan bagaimana orang hidup di masa lalu; dan menjelajahi berbagai negara dan menunjukkan bagaimana masyarakat hidup di seluruh dunia.
Selain itu, film dapat digunakan sebagai sarana untuk mempelajari berbagai genre film, seperti horor, fiksi ilmiah, dan fantasi, serta berbagai teknik pembuatan film, seperti animasi dan dokumenter.
Terakhir, film dapat digunakan sebagai pelajaran tentang berbagai hal, seperti cinta, persahabatan, dan keluarga, serta berbagai emosi, seperti kegembiraan, kesedihan, dan ketakutan.
Sejak muncul pada akhir abad ke-19, film telah memainkan peran sentral dalam budaya kita. Dari saat film pertama kali diciptakan, mereka telah menjadi alat yang sangat efektif untuk menyampaikan ide, emosi, pandangan dunia, dan cerita kepada penonton. Dalam beberapa dekade terakhir, industri film telah berkembang pesat, menghasilkan banyak karya seni yang menarik dan menghibur. Sebagai hasilnya, budaya populer kita sangat bergantung pada film, dan pengaruhnya mungkin akan terus berlanjut selama bertahun-tahun.
Film bukan hanya hiburan; mereka juga dapat digunakan sebagai alat untuk menggambarkan sejarah, budaya, politik, masyarakat, dan bahkan kondisi manusia secara keseluruhan. Film memiliki kemampuan unik untuk memengaruhi opini publik, memicu perubahan sosial, dan bahkan mempengaruhi mode dan tren. Mereka juga mampu menyerap ke dalam kehidupan sehari-hari kita. Karakter, kutipan, dan adegan dari film sering kali menjadi bagian integral dari percakapan kita, mencerminkan sejauh mana pengaruh film dalam budaya kita.
Dalam dunia global yang semakin terhubung, film juga berperan sebagai jendela ke budaya-budaya lain di seluruh dunia. Mereka memungkinkan kita untuk memahami pandangan dan pengalaman orang di tempat-tempat yang mungkin belum pernah kita kunjungi. Film adalah alat yang sangat kuat untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan kerjasama global.
Sebagai bentuk seni, film terus menghadirkan inovasi dan kreativitas. Dari teknik sinematografi hingga efek visual yang canggih, film mengeksplorasi batas-batas kreativitas manusia. Mereka juga menyediakan panggung bagi pembuat film untuk menceritakan cerita-cerita yang beragam, merangsang empati, dan memprovokasi pemikiran kritis.
Film adalah salah satu pencapaian paling berpengaruh dalam budaya kontemporer kita, dan mereka akan terus membentuk pandangan dan pemahaman kita tentang dunia. Dalam era digital dan teknologi yang terus berkembang, film masa depan mungkin akan menghadirkan pengalaman yang lebih mendalam dan interaktif, mempertahankan posisinya sebagai salah satu bentuk seni dan hiburan yang paling berpengaruh di dunia saat ini.
Berikut adalah beberapa film horror terbaru yang harus Anda tonton.
Saw X (11 Oktober 2023)
John Kramer (diperankan oleh Tobin Bell) menerima berita tragis bahwa dia mengidap kanker otak stadium akhir dan hanya memiliki beberapa bulan lagi untuk hidup. Kondisi ini membuatnya merasa putus asa karena masih ada banyak hal yang ingin dia lakukan dalam hidupnya.
Suatu hari, John bertemu Henry Kessler (diperankan oleh Michael Beach), seorang teman sejawat yang juga menderita kanker stadium akhir. Yang membuatnya terkejut adalah melihat bahwa Henry tampak jauh lebih sehat dan bertenaga daripada dirinya. Henry memberi tahu John bahwa dia telah menjalani pengobatan eksperimental untuk kanker yang dilakukan oleh seorang dokter bernama Dr. Pederson.
John sangat tertarik dengan pengobatan ini dan segera menghubungi putri dari Dr. Pederson, Cecilia Pederson (diperankan oleh Synnøve Macody Lund).
Dalam keadaan putus asa, John memutuskan untuk menerima tawaran pengobatan yang mengarahkannya ke klinik khusus milik Cecilia di Meksiko, meskipun dia sadar bahwa metode pengobatan tersebut berbeda dari rumah sakit konvensional.
Sesampainya di Meksiko, John dijemput oleh seorang sopir taksi bernama Diego (diperankan oleh Joshua Okamoto) dan dibawa ke klinik. Di sana, ia bertemu dengan seseorang yang mengklaim telah sembuh sepenuhnya berkat perawatan dari Cecilia. Ini semakin memperkuat keyakinannya.
John akhirnya bertemu dengan Cecilia dan tim medisnya, termasuk Mateo (diperankan oleh Octavio Hinojosa), Valentina (diperankan oleh Paulette Hernández), dan Dr. Cortez.
Di klinik tersebut, John juga berkenalan dengan Parker Sears (diperankan oleh Steven Brand), seorang pasien lain yang baru saja menjalani operasi.
Setelah menjalani operasi sesuai dengan janji Cecilia, John bangun dan mendengar kabar gembira bahwa dia kini bebas dari kanker.
John merasa sangat bersyukur dan memutuskan untuk memberikan hadiah kepada Gabriela, yang telah membantu dan mendukungnya. Namun, ketika dia kembali ke klinik, dia menemukan klinik tersebut telah ditinggalkan dan kosong.
Setelah menyelidiki lebih lanjut, John menyadari bahwa dia telah menjadi korban penipuan yang mengaku sebagai klinik pengobatan kanker.
Marah dan merasa para penipu tersebut harus dihukum, John mulai melancarkan serangkaian permainan sadis dan mematikan ala Jigsaw yang khasnya. Kali ini, John tidak melakukannya sendirian, dan beberapa orang bergabung dengannya dalam misi balas dendam ini.
Film ‘Saw X’ merupakan bagian terbaru dari franchise ‘Saw’ dan disutradarai oleh Kevin Greutert. Film ini memiliki rating dewasa karena adegan kekerasan yang ada di dalamnya. ‘Saw X’ mulai tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 11 Oktober.2023.
Antikalpa (23 Agustus 2023)
Antikalpa, film horror Taiwan yang dirilis pada 23 Agustus 2023, disutradarai oleh Wen Han Shih dan dibintangi oleh aktor Taiwan terkenal seperti Huang Guanzhi (Detention), Regina Lei, dan Troy Liu (The 76 Bookstore Horror).
Huang Guanzhi memainkan karakter Ah Dai dalam Antikalpa, yang berasal dari keluarga pengelola kuil ortodoks kelas atas. Ia terlihat seperti remaja pada awalnya. Meskipun demikian, ia sangat berbeda dari yang lain.
Akibatnya, Ah Dai selalu ingin membantu Wang Yufan, yang dimainkan oleh Regina Lei, yang ia sayangi dan teman masa kecilnya. Wang Yufan, yang dimainkan oleh Vicky Tseng, telah berusaha menemukan bibinya selama satu tahun terakhir.
Setelah anak bayinya yang baru dilahirkan meninggal, bibi Wang Yufan secara bertahap kehilangan akal sehatnya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menghidupkan kembali anak bayinya.
Dia siap menghalalkan segalanya dan siap membayar konsekuensi dalam keadaan seperti ini. Sejak itu, Wang Yufan tidak pernah kembali ke rumah, membuat pasangannya khawatir.
Wang Yufan secara bertahap kehilangan kepercayaan dirinya untuk menemukan bibinya hingga mereka pergi ke Festival Hungry Ghost setiap tahun.
The Nun II (8 September 2023)
‘The Nun II’ (2023) adalah sebuah film horor dengan rating R13+ yang disutradarai oleh Michael Chaves dan dibintangi oleh sejumlah bintang terkenal Hollywood, termasuk Bonnie Aarons, Jonas Bloquet, Taissa Farmiga, Mezi Atwood, Katelyn Rose, dan Anna Popplewell.
Kisah berawal ketika Suster Irene (diperankan oleh Taissa Farmiga) berhasil selamat dari peristiwa mengerikan di biara Santa Carta di pedesaan Rumania. Setelah itu, dia menjalani kehidupan biasa sebagai seorang biarawati Katolik di sebuah biara yang damai di Perancis. Di sana, Irene bertemu dengan seorang biarawati lain bernama Debra, yang diperankan oleh Storm Reid. Debra, seorang perawat yang buruk, awalnya tidak memiliki hubungan yang baik dengan Irene, namun seiring berjalannya waktu, mereka menjadi teman baik. Di sisi lain, seorang pria bernama Maurice, atau Frenchie (diperankan oleh Jonas Bloquet), tinggal di sebuah kota kecil di pedalaman Prancis setelah melarikan diri dari kengerian Valak bersama Suster Irene dan Pastor Burke.
Maurice bekerja di sebuah perguruan tinggi Katolik dan melaksanakan berbagai tugas sehari-hari, mulai dari membersihkan hingga perawatan. Sementara itu, Suster Irene mengetahui bahwa berita tentang peristiwa mengerikan di biara Santa Carta di Rumania telah menyebar di kalangan biarawati. Dari informasi yang dia peroleh, dia mengetahui bahwa Pastor Burke telah dipromosikan menjadi uskup Vatikan setelah peristiwa tersebut.
Namun, terdapat ketidaksesuaian dalam berita yang mengatakan bahwa Irene adalah ‘seorang suster yang selamat’ dari peristiwa tersebut. Hal ini membuat Irene merasa heran dan bingung tentang mengapa dia digambarkan sebagai orang yang gila.
Suatu malam, Irene bermimpi tentang Valak, entitas jahat yang pernah dia hadapi empat tahun sebelumnya. Mimpi ini mengganggunya dan membuatnya tidak nyaman selama tidur. Keesokan harinya, seorang uskup dari Vatikan datang mengunjungi Irene. Vatikan kembali meminta bantuan Irene untuk menyelidiki sejumlah kasus luar biasa yang terjadi di Eropa. Para pastor dan biarawati Katolik secara misterius meninggal dengan penyebab yang tidak jelas, termasuk bunuh diri, dan bahkan pembakaran pastor-pastor baru-baru ini.
Yang lebih anehnya, semua kasus ini bermula di Rumania, tempat Irene pertama kali berhadapan dengan Valak. Dari sana, kasus-kasus mengerikan tersebut menyebar ke arah barat, mencakup wilayah Prancis.
Vatikan memiliki keyakinan kuat bahwa Valak adalah dalang di balik sejumlah kasus aneh yang terjadi. Karena Suster Irene dianggap sebagai ‘orang yang selamat’ dari serangan teroris Valak di Rumania, Vatikan memohon kepada Irene agar bersedia melakukan penyelidikan. Namun, Irene masih trauma akibat pengalaman traumatis tersebut dan awalnya menolak untuk membantu. Sebagai alternatif, dia meminta Vatikan untuk menyerahkan Uskup Burke kepadanya. Namun, yang membuatnya kaget adalah saat mengetahui bahwa Burke sudah meninggal dunia. Akhirnya, Irene tidak bisa lagi menolak perintah atasannya, dan dia harus menghadapi tugas berat yang diemban.
Dalam situasi yang semakin rumit ini, Suster Debra, yang berani ‘melarikan diri’ dari biara, memutuskan untuk bergabung dengan Irene dalam perjalanan berbahaya ini. Tanpa disadari, keduanya akan menghadapi teror yang lebih ganas dan penuh dendam dari Valak, dan perjuangan mereka untuk bertahan akan menghadirkan risiko besar bagi nyawa mereka.
Film ‘The Nun 2’ merupakan sekuel dari ‘The Nun’ yang dirilis pada tahun 2018. Film ini disutradarai oleh Michael Chaves dan skenarionya ditulis oleh Ian Goldberg, Richard Naing, dan Akela Cooper.
‘The Nun 2’ adalah bagian dari seri The Conjuring yang menjadi proyek kedua Michael Chaves dalam seri ini setelah ‘The Curse of La Llorona’ (2019) dan ‘The Conjuring 3: The Devil Made Me Do It’ (2021). Sebagai informasi tambahan, seri The Conjuring pertama kali dimulai dengan film yang ditulis oleh Ian Goldberg, Richard Naing, dan Akela Cooper.
Para penggemar film horor akan mengenal Ian Goldberg dari karyanya dalam ‘The Autopsy of Jane Do’ (2016) dan ‘Eli’ Selain itu, ia juga terlibat dalam film-film seperti ‘Malignant’ (2021) dan ‘M3GAN’ (2022).
Film ‘The Nun 2’ membawa para pemirsa ke dalam pengalaman horor yang lebih intens dan melibatkan pemeran-pemeran baru, termasuk Farmiga dan Bloquet. Tidak hanya itu, Storm Reid, aktor yang telah memukau penonton dengan perannya di serial ‘Euphoria’ ‘The Last of Us’ dan ‘The Missing,’ juga turut ambil bagian dalam film ini.
‘The Nun 2’ yang diproduksi oleh James Wan dan Peter Safran dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 6 September 2023.
‘The Exorcist’ Beliver (4 Oktober 2023)
Pada tanggal 4 Oktober 2023, film horor ‘The Exorcist : Believer’ dirilis dengan rating R13+ dan disutradarai oleh David Gordon Green. Film ini dibintangi oleh Olivia O'Neill, Ellen Burstyn, dan Leslie Odom Jr.
Film ini merupakan sekuel dari film horor klasik ‘The Exorcist’ yang sangat terkenal. Ceritanya diadaptasi dari buku berjudul sama yang ditulis oleh William Peter Blatty, yang sebenarnya merupakan sekuel dari film ‘The Exorcist’ yang pertama kali dirilis pada tahun 1973.
Kisahnya berkisar pada kehidupan seorang pria bernama Victor, yang diperankan oleh Leslie Odom Jr. Bersama istrinya yang menarik, Sorenne (diperankan oleh Tracey Graves), mereka sedang merasakan momen bahagia saat Sorenne melahirkan anak pertama mereka. Mereka juga menghabiskan liburan yang menyenangkan di Haiti pada tahun 2010.
Namun, kebahagiaan mereka terganggu oleh gempa bumi besar yang melanda. Saat gempa terjadi, Victor berada di luar hotel, dan sayangnya, hotel tempat mereka menginap runtuh. Ini mengingatkan Victor pada sebuah keputusan sulit yang harus diambilnya tiga belas tahun sebelumnya, ketika dia harus memilih antara menyelamatkan anak mereka, Angela, atau istrinya.
Angela, yang diperankan oleh Lidya Jewett, adalah seorang remaja yang penuh semangat. Meskipun dia memiliki ayah yang posesif dan sangat protektif terhadapnya, Angela sering merindukan ibunya, yang telah meninggal, dan hanya bisa mengenangnya melalui barang-barang peninggalan ibunya.
Film ini menggambarkan kisah yang penuh dengan ketegangan dan perjuangan, di mana Victor harus menghadapi rasa bersalah atas pilihan yang pernah dia buat dalam masa lalunya.
Dalam cerita ini, Angela memiliki seorang teman sekolah bernama Katherine, yang diperankan oleh Olivia Marcum. Orang tua Katherine, Miranda (diperankan oleh Jennifer Nettles) dan Tony (diperankan oleh Norbert Leo Butz), adalah individu yang sangat religius dan aktif dalam kegiatan gereja.
Suatu hari, Victor melarang Angela untuk pergi ke rumah teman Katherine setelah sekolah. Namun, cinta ayahnya pada Angela membuatnya mengalah, dan dia memberikan izin kepada Angela untuk pergi.
Kemudian, Angela meminta Katherine dan teman-temannya untuk menulis cerita tentang bagaimana orang tua mereka akan mencari mereka setelah sekolah. Mereka berencana untuk pergi ke hutan setelah kelas.
Setelah Angela tidak pulang hingga larut malam, Victor menghubungi orang tua Katherine. Namun, ketika mereka mencari di rumah, mereka tidak menemukan Angela atau Katherine.
Kemudian, Victor mendengar dari teman sekolah mereka bahwa kedua gadis itu terlihat masuk ke hutan setelah sekolah. Dalam upaya mencari mereka, baik Victor, Tony, dan Miranda pergi ke hutan yang dekat dengan sekolah. Mereka juga melibatkan polisi dalam pencarian ini. Namun, mereka hanya menemukan barang-barang pribadi kedua gadis tersebut dan tidak ada jejak yang menunjukkan keberadaan mereka.
Setelah tiga hari, Angela dan Katherine ditemukan di sebuah peternakan sekitar 48 kilometer dari sekolah mereka. Mereka tidak tahu berapa lama mereka telah menghilang, karena mereka hanya tidur selama beberapa jam di peternakan itu. Victor merasa ada sesuatu yang aneh dengan Angela.
Film ‘The Exorcist : Believer’ memiliki kaitan dengan film ‘The Exorcist’ tahun 1973, terutama dalam hubungannya dengan karakter Chris MacNeil. Film ini disutradarai oleh David Gordon Green dan ditulis oleh Peter Sattler.
Kisah Tanah Jawa Pocong Gundul (21 September 2023)
Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul, film yang dirilis pada tanggal 21 September 2023, disutradarai oleh Awi Suryadi dan diproduksi oleh MD Picture. Film ini memiliki durasi sekitar 1 jam 47 menit dan memiliki rating R13+. Beberapa bintang terkenal dalam film ini adalah Deva Mahenra, Della Dartyan, Iwa K, Moh Abe, Joanna Dyah, Nayla D Purnama, Pritt Timothy, Diajeng Shinta, Anissa Hertami, Brilliana Arfira, Budi Ros, dan Kukuh Riya.
Kisah dalam film ini berfokus pada karakter Deva Mahendra, yang dikenal sebagai Hari 'Hao' Kurniawan. Hao memiliki kemampuan retrokognisi, yang memungkinkannya kembali ke masa lalu. Dia mengetahui kemampuan ini sejak kecil, terinspirasi oleh kakeknya yang memiliki benda perantara. Namun, kakeknya meninggal pada tahun 1996 saat menggunakan retrokognisi.
Hao sering menggunakan kemampuan retrokognisinya untuk menjelajahi masa lalu dan menjalani minatnya terhadap kisah-kisah masa lalu. Dia juga membantu temannya, Rida (diperankan oleh Della Dartyan), dalam menyelenggarakan seminar dan memberikan penjelasan tentang retrokognisi.
Suatu hari pada tahun 2013, sebuah pasangan, Sujatmiko, mendekati Hao dengan cerita yang mengkhawatirkan. Mereka mengatakan bahwa anak perempuan mereka, Sari (diperankan oleh Nayla D Purnama), tiba-tiba menghilang dari kelas malam dua hari sebelumnya. Meskipun suami Sujatmiko skeptis, ibu Sujatmiko (diperankan oleh Joanna Dyah) yakin bahwa Hao bisa membantu mereka menemukan Sari.
Awalnya, Hao ragu untuk menerima permintaan bantuan ini karena kemampuannya belum pernah digunakan untuk mencari orang yang hilang. Namun, melihat frustrasi ibu Sujatmiko, dia akhirnya setuju untuk membantu.
Hao bersama pasangan Sujatmiko dan Rida mulai menyelidiki kasus Sari dengan bantuan wali kelasnya. Saat mereka mendalami penyelidikan, Hao mengalami ketakutan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Namun, akhirnya, mereka berhasil menemukan Sari, walaupun harus menghadapi entitas gaib berbentuk pocong dengan kepala gundul yang menakutkan.